Senin, 01 Desember 2014

Loving Lord Ash by Sally McKenzy

The March wind stung his face, but the Marquis of Ashton, heir to the Duke of Grycliffe, still paused when he rounded the curve in the drive that led to Blackweith Manor.
Zeus, he loved this house, especially with the late afternoon sun limning its classical facade. it was so orderly and controlled. No one could look at it and not feel calm--
Oh God.
The image of Jessy's milky white thighs--and Percy's naked arse between--shoved to the front of his thought. Again. He'd been battling the memory every minute of every hour on this blasted journey.
He shifted on his horse, making the animal toss its head. The jangling of its bridle sounded unnaturally loud in the quiet.
There was nothing calm or controlled about the place. It was a wasp's nest--smooth and beautiful on the outside, but a mass of stinging, painful chaos on the inside. He should go back to Greycliffe Castle. A wise man didn't poke a wasp's nest. He'd left this problem alone for eight years: why couldn't he leave it for another eight?
His fingers tightened on the reins. Because he needed an heir, of course. He'd just turned thirty; Jess was twenty-eight. It was past time to set his nursery. Running backto the castle would not give him a sonto carry on the title. 
He nudge his horse forward. Hell, he couldn't run back even if he wanted to. He'd never had such cursed journey. What with the snow and the mud and the washed-out bridges-not to mention his horse coming up lame, forcing him to hire this slug he was currently riding--a trip that should have taken two days had streched to over a month. Even the few interesting buildings he'd seen along the way hadn't made up for the slow pace and maddening detours.
Well, he was here now. surely he and Jess could come to some arrangement. He was only asking for couple years of her life. once she gave his his heir and his spare, she could go back to doing as she pleased. It was a very common arrangement among the ton.
A cloud drifted in front of the sun, bringing a chill to the air, turning the manor's warm stone dark and forbidding. His stomach tightened with each tep the bloody horse took up the drive.
His brother Jack had said the London idiots were taking bets on what he would do about his union with Jess.

Terjemahan:
Angin bulan Maret terasa menyengat wajah tapi Marquis of Ashton, pewaris gelar Duke of Greycliffe masih tidak bergeming ketika mengitari tikungan dalam perjalanan menuju Blackweith Manor.
Zeus, dia mencintai rumah ini, khususnya dengan cahaya matahari senja yang menonjolkan bagian depannya yang klasik. Begitu teratur dan tertata. Tidak seorangpun yang bisa melihatnya dan tidak merasakan sebuah ketenangan.
Oh Tuhan.
Bayangan paha seputih susu milik Jess dan bokong telanjang Percy yang berada di antara paha itu--melesak keluar dari pikirannya. Lagi. Dia berusaha melawan ingatan itu pada tiap menit, tiap jam dalam perjalanan jahanam ini.
Ash menggeser posisi duduknya di atas kudanya, membuat binatang itu mendongakkan kepalanya. Bunyi gemerincing dari tali kekangnya terdengar aneh dalam suasana senyap seperti ini.
Tidak ada yang terasa tenang dan terkendali mengenai tempat ini. Seperti sarang tawon--lembut dan cantik dari luarnya, tapi penuh sengat yang luar biasa menyakitkan di dalam sana. Ash mestinya kembali ke Greycliffe Castle. Laki-laki yang bijak tidak akan mengganggu sarang tawon. Dia telah membiarkan masalah ini selama delapan tahun, mengapa ia tidak bisa membiarkannya lagi untuk delapan tahun ke depan?
Genggamannya mengencang di tali kekangnya. Karena dia butuh seorang pewaris, tentu saja. Dia kini sudah berumur tiga puluh tahun; Jess sudah dua puluh delapan tahun. Sudah waktunya untuk membuat anak. Kembali ke kastil tidak akan membuatnya mendapatkan seorang anak laki-laki yang akan mewarisi gelarnya.

Dihelanya kudanya melangkah maju. Sialan, dia tidak bisa kabur walau itulah yang diinginkannya. Belum pernah dia mendapati perjalanan yang menyebalkan, seperti saat ini. Salju, lumpur, jembatan yang hanyut - tidak perlu menyebutkan kudanya yang menjadi pincang sehingga dia terpaksa menyewa siput yang tengah ditungganginya ini - perjalanan yang sebenarnya bisa ditempuh dalam waktu dua hari molor menjadi sebulan lebih. Bahkan beberapa bangunan yang menarik yang dilihatnya sepanjang perjalanannya yang menjengkelkan, lambat dan memutar itu tidak berhasil membuatnya senang.

Well, disinilah dirinya sekarang. Tentu saja dia dan Jess dapat membuat beberapa kesepakatan. Ash hanya akan meminta beberapa tahun dari hidup Jess. Setelah wanita itu memberinya seorang putra dan pewaris, Jes bisa kembali melakukan apapun yang disenanginya. Itu adalah kesepakatan yang umum dilakukan diantara para ton.

Sebuah awan melintas menghalangi sinar matahari membawa hawa dingin, mengubah kehangatan manor berdinding batu itu menjadi gelap dan nampak menakutkan. Setiap kali kaki kuda brengsek itu melangkah menuju ke arah bangunan, perutnya menjadi tegang.

Saudaranya, Jack, memberitahunya bahwa para idiot di London telah bertaruh - tentang apa yang akan dilakukannya terkait penyatuan dirinya dengan Jess.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar